Cerminan Seorang Mukmin bagi Mukmin Lainnya
Islam merupakan ajaran yang sempurna. Dalam segala aspek kehidupan, Allah sudah mengatur bagaimana kita harus melangkah. Selain dengan Al-Qur’an, Rasulullah juga kerap menjelaskan tentang berbagai amalan lewat hadisnya. Salah satu hadis yang terkenal mengenai hubungan dengan sesama manusia adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Hadis tersebut berbunyi:
“Seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin yang lain.”
Apa sebenarnya maksud dari hadis ini? Bagaimana kita bisa menjalankan pesan dari hadis ini dalam keseharian kita? Simak penjelasannya berikut ini!
Cermin Fisik dan Cermin Kiasan
Rasulullah menggunakan istilah cermin dalam hadis ini sebenarnya mengacu pada cermin yang sesungguhnya (cermin fisik). Saat kita sedang melihat cermin, maka apa yang ada di wajah kita pasti akan terlihat dengan jelas. Kalau ada kotoran di wajah kita, maka kita bisa melihatnya. Begitu juga dengan jerawat dan hal-hal lain. Semuanya akan terlihat jelas karena cermin tidak akan berbohong. Cermin akan menampilkan sesuatu apa adanya, baik atau buruk.
Lalu, apa hubungannya dengan cermin yang dikiaskan dalam hadis? Maksud Rasulullah bahwa seorang mukmin adalah cermin yang bisa memantulkan apa yang ada pada diri saudaranya dengan jujur. Artinya, jika ada kesalahan yang dilakukan oleh saudara kita sesama mukmin, tunjukkanlah. Jangan sembunyikan. Datangi dan nasihatilah dia dengan cara yang baik. Dengan begitu, kita bisa saling mengingatkan dalam kebaikan.
Ini sebenarnya merupakan perintah yang mulia dari Rasulullah. Hanya saja di zaman seperti sekarang, sangat sulit menemukan orang yang benar-benar mau dinasehati karena Allah. Kebanyakan orang hanya mencari-cari kesalahan saudaranya untuk menjatuhkannya atau saat dia sedang marah dan iri. Orang-orang seperti ini hanya menunjukkan kesalahan saudaranya karena merasa kesal.
Bagaimana Sebaiknya Kita Menjadi Cermin bagi Saudara Mukmin yang Lain?
Ada sebuah pepatah indah yang menyebut, “Seorang teman yang baik adalah mereka yang berkata jujur padamu, bukan sekadar membenarkanmu.”
Dari pepatah ini bisa disimpulkan bahwa seorang teman atau saudara yang baik adalah orang yang mau menasehati kita menuju kebaikan. Bukan orang-orang yang sekedar ingin mencari muka dan berbasa-basi. Menunjukkan wajah manis dan setuju dengan semua tindakan kita meski sebenarnya itu melanggar ajaran agama. Semua dengan alasan tidak ingin membuat pertemanan atau persaudaraan menjadi rusak. Padahal jika dibiarkan, ini malah akan membuat saudaranya tersebut terjerumus lebih jauh pada dosa.
Islam adalah agama yang indah. Demikian eloknya Allah dan Rasulullah mengatur tentang bagaimana cara kita menjalin ukhuwah dengan saudara sesama mukmin. Alih-alih sekadar berhubungan karena kepentingan, kita dianjurkan untuk saling mengingatkan. Jika ada kesalahan pada diri saudara kita, datangilah dia dengan wajah yang ramah dan nasihatilah dia dengan cara yang baik. Lakukan hal ini secara empat mata agar dia lebih mudah menerimanya.
Hal yang sama juga bisa kita lakukan ketika melihat saudara kita bersemangat dalam kebaikan. Sebutkanlah dengan niat untuk mendorongnya. Kuatkanlah imannya dan tolonglah dia sehingga dia makin terbantu dan bersemangat untuk meneruskan kebaikan tersebut. Dengan cara ini, hubungan persaudaraan kita akan dipenuhi dengan kebaikan dan cinta.
Itulah beberapa penjelasan ringkas mengenai hadits cerminan seorang mukmin bagi mukmin lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membawa lebih banyak kebaikan untuk kita.