Qurban

Dari Ibadah ke Pemberdayaan Sosial Begini Luasnya Manfaat Qurban

Ibadah Qurban merupakan bagian penting dari syiar Islam yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah). Amalan ini bukan sekadar menyembelih hewan, namun juga sarat nilai spiritual, sosial, dan ekonomi. Dalam praktiknya, Qurban memiliki ketentuan syar’i mengenai siapa yang dianjurkan melaksanakannya dan siapa yang berhak menerima dagingnya.

Siapa yang Dianjurkan Berqurban?

Berqurban adalah sunnah muakkadah, yakni amalan yang sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang mampu secara finansial. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika telah masuk sepuluh (hari pertama) bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian ingin berqurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sedikitpun hingga ia berqurban.”
(HR. Muslim no. 1977)

Hadits ini menunjukkan bahwa ibadah qurban sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki keinginan dan kemampuan, bahkan hingga dianjurkan untuk menjaga adab khusus selama 10 hari awal Dzulhijjah. Dalam mazhab Hanafi, hukum qurban bagi yang mampu adalah wajib, sedangkan menurut jumhur ulama (mayoritas), hukumnya sunnah muakkadah.

Adapun kriteria orang yang dianjurkan berqurban:

  • Muslim

  • Baligh

  • Berakal

  • Mampu secara finansial (memiliki harta lebih dari kebutuhan pokok pada hari Idul Adha dan hari-hari tasyrik)

Siapa yang Layak Menerima Daging Qurban?

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Maka makanlah sebagiannya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang merasa cukup dan orang yang meminta…”
(QS. Al-Hajj: 36)

Dari ayat tersebut, para ulama membagi penerima daging qurban ke dalam tiga golongan:

  1. Shahibul qurban (orang yang berqurban) : dianjurkan memakan sebagian daging qurbannya.

  2. Kerabat dan tetangga : termasuk orang yang tidak meminta, namun layak diberi (orang yang merasa cukup).

  3. Fakir miskin : mereka yang meminta atau berada dalam kebutuhan.

Dalam pembagian ini, terdapat kebebasan bagi shahibul qurban untuk membagikan seluruh daging atau hanya sebagian, tergantung jenis qurban (wajib atau sunnah).

Manfaat dan Dampak Sosial dari Ibadah Qurban

Ibadah qurban bukan hanya simbol kepatuhan kepada Allah SWT, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang sangat dalam:

  • Menguatkan rasa solidaritas sosial: Saat hewan qurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, ada pesan kasih sayang dan kepedulian yang tersampaikan.

  • Mengurangi kesenjangan sosial: Di hari Idul Adha, setiap orang miskin maupun kaya bisa menikmati makanan bergizi dari daging qurban.

  • Meningkatkan ukhuwah Islamiyah: Proses berqurban yang melibatkan masyarakat, baik dalam penyembelihan maupun pembagian, menciptakan interaksi sosial yang hangat.

Rasulullah SAW juga mengisyaratkan keutamaan berqurban:

“Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban…”
(HR. Tirmidzi no. 1493, hasan gharib)

Dampak Ekonomi dari Qurban

Di luar manfaat spiritual dan sosial, qurban juga memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, khususnya dalam ekosistem peternakan dan pertanian:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal: Permintaan terhadap hewan ternak menjelang Idul Adha secara langsung meningkatkan perputaran uang di sektor peternakan.

  • Meningkatkan kesejahteraan peternak: Banyak peternak kecil yang menggantungkan pemasukan tahunannya dari penjualan hewan qurban.

  • Membuka lapangan kerja musiman: Proses distribusi, penyembelihan, hingga pengemasan daging melibatkan banyak tenaga kerja, dari panitia masjid, jagal, hingga relawan distribusi.

Menurut data Kementerian Pertanian RI (2023), jumlah hewan qurban yang disembelih di Indonesia selama Idul Adha mencapai 1,8 juta ekor, terdiri dari sapi, kambing, domba, dan kerbau. Sementara itu, potensi nilai ekonomi dari kegiatan qurban diperkirakan mencapai lebih dari Rp 20 triliun setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan bahwa qurban bukan hanya ibadah individu, melainkan juga penggerak ekonomi nasional yang konkret terutama di sektor UMKM peternakan.

Dengan segala manfaat yang menyertainya, Qurban adalah salah satu bentuk ibadah yang memberikan dampak luas: spiritual, sosial, dan ekonomi. Maka dari itu, bagi yang memiliki kemampuan, melaksanakan Qurban bukan hanya bentuk ketaatan, tetapi juga kontribusi nyata untuk umat dan bangsa.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Depo 25 Bonus 25

Mahjong Slot

https://koleksi.upmk.ac.id/lib/mahjong/

Close