Kecerdasan Abdurrahman bin Auf dalam Berdagang, Cara Kaya Tanpa Modal
Apakah Anda ingin memulai bisnis dengan cara yang cerdas? Kisah sahabat Rasulullah Abdurrahman bin Auf dapat dijadikan pelajaran tentang bagaimana mengambil langkah cerdas dalam berbisnis sesuai syariat Islam.
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu pria terkaya di Mekkah. Namun, beberapa waktu kemudian ia pindah ke Yastrib dan hartanya tidak dibawa serta, melainkan disumbangkan untuk mereka yang membutuhkan.
Langkah yang diambil oleh Abdurrahman bin Auf seolah terlihat nekat, tetapi, tentu saja salah satu sahabat Rasul ini tidak melakukan hal tersebut tanpa pertimbangan matang. Sebelumnya, ia telah membuat perencanaan mengenai apa langkah yang harus diambil. Kecerdasan dan pandangan visioner Abdurrahman bin Auf inilah yang dapat dijadikan pelajaran oleh para umat Islam dalam berbisnis dan berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik.
Abdurrahman bin Auf, Memulai Bisnis Tanpa Modal dengan Riset dan Negosiasi
Pada saat pindah ke Yastrib, seorang pria kaya bernama Saad bin Rabbi merasa kasihan melihat Abdurrahman dan menawarkan hartanya. Namun, beliau menolak hal itu dan hanya meminta untuk ditunjukkan pasar terdekat.
Pasar itu menjadi tempat bagi Abdurrahman bin Auf untuk memulai bisnis dan menjadi sukses. Padahal, ia tidak memiliki modal harta yang besar. Modalnya berupa kemampuan untuk bernegosiasi dan juga untuk melakukan riset.
Pada akhirnya, kendati meninggalkan semua kekayaannya di Mekkah, Abdurrahman bin Auf dapat menjadi pebisnis kaya dan dipercaya di Yastrib. Bisnisnya disukai karena sesuai dengan selera pasar dan lantaran ia berdagang dengan jujur.
Kemampuan negosiasi penting dalam berbisnis. Negosiasi berhubungan dengan proses memahami orang lain dan bagaimana Anda mampu menyampaikan maksud dengan baik. Itulah sebabnya apabila Anda memiliki niat untuk berbisnis, belajarlah untuk berkomunikasi dan menarik hati orang lain dengan cara yang jujur serta sesuai syariat Islam.
Anda tidak perlu lihai berbohong untuk melakukan negosiasi yang apik. Perbaiki cara bicara, tingkatkan sopan santun, dan sampaikan maksud tanpa berbelit-belit.
Riset yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf juga dapat dijadikan pelajaran berharga bagi siapa pun. Riset penting untuk membuat kita tidak tersesat dan tidak asal menghakimi sesuatu sebelum mengetahui faktanya. Riset erat hubungannya dengan perintah pertama Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW : iqro’ atau ‘bacalah’. Segala hal harus dicari tahu terlebih dahulu kebenarannya secara rinci melalui proses ‘membaca’ sehingga kita tidak terperosok ke dalam jurang kesalahan.
Zaman dahulu, Abdurrahman bin Auf melakukan riset dengan cara mendatangi pasar secara langsung. Kiwari, lebih mudah melakukan riset pasar karena ada bantuan berbagai alat seperti Google Analytics misalnya. Manfaatkanlah kemajuan zaman untuk memahami kebutuhan masyarakat dan buatlah usaha yang dapat memenuhi hal itu.
Menjadi Cerdas dan Tidak Mudah Menyerah
Abdurrahman bin Auf terkenal akan kecerdasannya sehingga ia dapat menjadi pebisnis ulung walaupun diawali dengan modal yang minim. Namun, untuk menjadi orang yang sukses dan bermanfaat, kecerdasan saja tidak cukup.
Ada satu kualitas yang dimiliki orang-orang sukses : mereka sangat tangguh. Masyarakat hanya melihat betapa enaknya hidup mereka setelah sukses, tetapi masyarakat tidak mengetahui seperti apa jalan terjal yang telah mereka lewati.
Abdurrahman bin Auf tentu sempat menemukan kesulitan pada saat melakukan riset pasar dan memulai bisnis minim modal. Bisnisnya tidak langsung beromset besar dalam waktu singkat. Namun, beliau tidak menyerah dalam membuat konsep bisnis yang baru dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, hingga pada akhirnya sahabat Rasul yang satu ini menjadi orang yang sukses dan terkenal dermawan.
Dari kisah sahabat Rasulullah Abdurrahman bin Auf, kita mendapatkan inspirasi bahwa untuk menjadi sukses, Anda harus memanfaatkan karunia berupa akal dengan baik serta gigih dalam berjuang. Nah, apakah Anda mau mengikuti jejak keberhasilan dari kisah sahabat Rasulullah yang satu ini?