Kisah

Utsman bin Mazhun yang Pernah Mengabaikan Kesenangan Hidup Duniawi

Pada saat dakwah Islam mulai memancarkan cahayanya, Utsman bin Mazh’un merupakan segelintir dari beberapa manusia yang mau menerima panggilan masuk Islam dan bergabung dengan kelompok yang mengikuti Rasulullah SAW. Semasa hidup beliau,  Utsman bin Mazh’un tak lepas dari siksa dan derita seperti saudara – saudara Musliminnya.

Adapun kisah inspiratif Islami Utsman bin Mazh’un adalah saat beliau lebih memilih nikmat akhirat Allah SWT daripada kesenangan hidup duniawi. Hal tersebut menjadi suri tauladan untuk umat muslim hingga saat ini. Berikut adalah kisahnya:

Keadaan Umat Muslim di Madinnah

Utsman bin Mazh’un termasuk seorang Muhajirin, beliau ikut hijrah dari Mekkah ke Madinnah atas perintah Nabi Muhammad SAW. Adapun alasan dibalik perintah Rasulullah SAW ini adalah untuk menyelamatkan orang – orang beriman yang berasal dari golongan kecil dan teraniaya. Hijrah yang pertama ini, dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.

Utsman bin Mazh’un bersama Saib (putranya) dan orang – orang Muslimin pun mulai menginjakkan kaki menuju Madinah dengan berpegang teguh pada Islam. Umat Islam sesampainya di Madinah hidup dengan tentram dan aman. Kondisi tersebut membuat para Muhajirin dapat mempelajari Al-Qur’an dan beribadah kepada Allah SWT dengan tekun tanpa adanya gangguan.

Perangkap Kaum Quraisy

Pada suatu ketika, sampailah berita bahwa kaum Quraisy di Mekkah sudah menganut Islam dan mengikuti Nabi Muhammad SAW untuk bersujud kepada Allah SWT. Mendengar hal tersebut, para Muhajirin bangkit dan mengemas barang – barangnya. Didorong oleh kerinduan akan kampung halaman, mereka berangkat ke Mekkah.

Namun saat Utsman bin Mazh’un bersama para Muhajirin sampai di sekitaran kota Mekkah, ternyata berita yang mereka dapat bahwa kaum Quraisy masuk Islam adalah sebuah dusta. Saat itu pula, para Muhajirin merasa terpukul karena terburu – buru. Sementara itu, orang – orang di Mekkah sudah mendengar bahwa buronan – buronan yang mereka cari sudah terjebak dalam perangkap yang direncanakan.

Mengabaikan Duniawi Demi Allah SWT

Kisah inspiratif Islami ini masih berlanjut. Ketika itu, kaum Muhajrin sudah tak punya pilihan selain memasuki kota Mekkah. Utsman bin Mazh’un adalah orang yang dipilih oleh Walid bin Mughirah yang merupakan pemuka Quraisy untuk dilindungi. Perlindungan pemuka Quraisy tersebut membuat Utsman bin Mazh’un berada dalam keadaan aman dan tentram saat memasuki kota Mekkah.

Meskipun dalam perlindungan, Utsman bin Mazh’un tetap melihat sekitarnya. Beliau melihat saudara Muslimin seperjuangannya disiksa dan mendapatkan kezaliman. Hati beliau pun bergejolak, Utsman bin Mazh’un merasa sangat rugi karena perlindungan Walid menjadi penghalang untuk meraih kehormatan di jalan Allah SWT.

Dengan keyakinan teguh, Utsman bin Mazh’un meminta Walid bin Mughirah untuk menarik perlindungannya. Beliau tidak ingin dilindungi oleh orang non-muslim lagi, melainkan hanya ingin berlindung kepada Allah SWT. Setelah itu, ditraiklah perlindungan dari pemuka kaum Quraisy.

Dalam pertemuan kaum Quraisy, Lubaid bin Rabi’ah melantunkan sebuah syair. Mendengar hal tersebut, Utsman bin Mazh’un ikut duduk bersama mereka. Terjadilah dialog antara Lubaid dan Utsman bin Mazh’un yang mengekspresikan keimanan teguh kepada Allah SWT, bahwa kesenangan surga milik Allah SWT tidak akan lenyap. 

Hal tersebut berlangsung hingga terjadi pertengkaran, seorang kaum Quraisy mendekati dan meninju Utsman bin Mazh’un tepat di matanya. Walid bin Mughirah pun menyaksikan hal tersebut dan mengajaknya Kembali untuk berlindung di bawah namanya. Utsman bin Mazh’un membalas bahwa perlindungan Allah SWT lebih kuat daripada perlindungan Walid.

Kisah inspiratif Islami Utsman bin Mazh’un yang meninggalkan duniawi demi Allah SWT ini adalah teladan yang patut dicontoh bahwa tidak ada yang lebih mampu dan lebih kuat dari-Nya. Berkat peristiwa tersebut, jiwa Utsman bin Mazh’un memancarkan harapan, keteguhan dan kesejahteraan hati. Beliau menjalani hidupnya dengan bahagia karena keimanannya yang sangat kuat terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close