Kisah Nabi Ibrahim, Sosok Teladan yang Penuh Kesabaran
Nabi Ibrahim AS merupakan sosok teladan yang penuh kesabaran, ketakwaan, dan keteguhan iman kepada Allah. Beliau mendapat sebutan “Bapak para nabi” karena keturunannya telah dipilih Allah SWT sebagai penerus kenabiannya.
Nabi Ibrahim melalui jalan hidup yang tidak mudah, namun beliau tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi setiap ujian hidup yang dilaluinya. Berikut beberapa ujian kesabaran yang dilalui beliau semasa hidupnya:
1. Kesabaran Menghadapi Ayah dan Kaum Penyembah Berhala
Nabi Ibrahim merupakan putra dari ayah bernama Azar. Azar merupakan pembuat patung berhala. Pada saat itu, kaum Babilonia sangat mendewakan berhala dan menganggap bahwa berhala-berhala tersebut merupakan tuhan mereka.
Nabi Ibrahim mendapat petunjuk untuk menyembah Allah SWT sebagai tuhan alam semesta. Selain itu, beliau juga mendapat anugerah kecerdasan, hidayah, dan keberanian untuk mengajak ayah dan kaumnya untuk menyembah Allah SWT.
Kondisi kaum Babilonia yang saat itu sangat percaya bahwa berhala-berhala tersebut merupakan tuhan mereka, sangat sulit dipengaruhi oleh Nabi Ibrahim. Apalagi ayahnya yang merupakan pembuat patung berhala, tentu saja menjadi penentang utamanya.
Nabi Ibrahim dengan sabar menasehati ayah dan kaumnya agar mau menyembah Allah SWT. Namun, banyak dari mereka yang tidak menggubris ajakan beliau. Bahkan Nabi Ibrahim pernah dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud, penguasa Negeri Kan’an yang menganggap Nabi Ibrahim sebagai pemberontak. Namun berkat mukzizat Allah, api yang digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim berubah menjadi dingin dan tidak melukainya.
2. Kesabaran Menunggu Memiliki Keturunan
Ujian kesabaran berikutnya yang harus dilalui Nabi Ibrahim yaitu ketika beliau mengharapkan keturunan. Nabi Ibrahim sangat ingin memiliki keturunan, namun Allah SWT tidak segera mewujudkan keinginannya.
Beliau dengan penuh kesabaran dan keikhlasan menjalani kehidupan berumah tangga dengan Siti Sarah sambil terus berdoa memohon keturunan kepada Allah. Hingga suatu ketika, Siti Sarah meminta beliau untuk menikah lagi karena merasa dirinya mandul.
Dengan berat hati, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Hajar lalu dikaruniai seorang putra bernama Ismail. Ditengah kebahagiaannya mendapatkan putra, Siti Sarah mencemburuinya dan melukai Siti Hajar. Kemudian, Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan Ismail ke padang tandus sesuai petunjuk dari Allah SWT dan meninggalkan mereka berdua di sana.
Hati ayah mana yang tega meninggalkan istri dan putra kesayangannya di padang tandus tanpa air dan makanan. Namun, Nabi Ibrahim yang penuh kesabaran dan keimanan kepada Allah meyakini bahwa akan datang pertolongan Allah kepada mereka berdua.
Ternyata pertolongan Allah SWT memang nyata. Setelah Siti Hajar berlari bolak balik sebanyak tujuh kali dari Bukit Shafa dan Marwah, muncul mukzizat mata air dari kaki kecil Ismail yang menangis kehausan yang hingga kini dikenal sebagai mata air Zam-zam.
3. Kesabaran saat Diminta Menyembelih Putranya
Ujian kesabaran berikutnya bagi Nabi Ibrahim yaitu perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail. Sebagai ayah, Nabi Ibrahim tentu tidak tega menyembelih darah dagingnya sendiri. Namun, rasa takwa kepada Allah SWT membuatnya memilih melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.
Berkat kesabaran dan ketakwaaan Nabi Ibrahim dan Ismail yang ikhlas berkorban untuk Allah SWT, maka Allah mengganti Ismail dengan seekor domba untuk disembelih. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail inilah yang hingga kini diikuti seluruh umat Islam di dunia untuk berkurban setiap perayaan Iduladha.
Demikian kisah teladan Nabi Ibrahim yang penuh kesabaran. Semoga bisa menjadi inspirasi.