Kisah

Pembelajaran Apa Yang Bisa Kita Petik Dari Sejarah Perang Badar

Salah satu persitiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan adalah terjadinya Perang Badar Kubro (13 Maret 624). Sesuai dengan namanya, perang ini berlangsung di Badar, sebuah lokasi yang berada di antara Madinah dan Mekah. Perang ini berlangsung antara kaum musyrikin dan kaum muslim yang dikisahkan dalam Alquran dalam Surah Ali-‘Imran ayat 123-126.  Banyak pelajaran dari Perang Badar yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk simak kisahnya.

Latar belakang

Di Madinah, tersiar kabar bahwa kafilah besar kaum Qureisy – Abu Sufyan – dan kafilah dagangnya akan berangkat meninggalkan Syam pulang ke Mekah. Ia membawa barang dagangan yang nilainya sangat besar yang dibawa oleh seribu ekor unta. Rombongan itu melewati kota Madinah.

Ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita itu, beliau mengajak para muslimin untuk merampas harta dagangan rombongan tersebut karena harta mereka halal bagi kaum muslimin. Bagaimana bisa? Ada setidaknya dua alasan yang menghalalkan kaum muslimin untuk merampas harta musyrikin tersebut:

  1. Mereka berstatus sebagai kafir harbi. Artinya, mereka memerangi dan bahkan mengusir para muslimin dari Mekah, serta melarang apara muslimin menikmati hartanya sendiri.
  2. Tidak ada kesepakatan damai antara muslimin dan kafir Quraisy, terutama mereka yang berperang melawan kaum muslimin.

Akhirnya, sekitar tiga ratusan kaum muslimin ikut bersama Nabi Muhammad bersama dengan 70 unta yang ditunggangi bergantian.

Sementara itu, ketika para kafir Quraisy mendengar permintaan bantuan Abu Sufyan dan kafilah dagangnya, mereka menyiapkan 1,000 orang, 600 zirah besi, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta serta persenjataan lengkap yang dipimpin oleh Abu Jahal.

Kronologi perang

Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin keluar dari kota Madinah dengan harapan merampas kembali harta mereka dari kafilah dagang Abu Sufyan sehingga mereka tidak membawa persenjataan lengkap. Namun, mereka justru bertemu dengan pasukan yang siap perang. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu agama seseorang, tidak akan bisa mengelak dari kehendak Allah.

Mereka pun menuju ke medan pertempuran untuk bertempur melawan kaum musyrikin. Mereka berada dekat dengan mata air sebagai salah satu bagian dari strategi. Kemudian mereka membangun pos komando sebagai pusat pengendalian pasukan dan tempat perlindungan.

Pada malam sebelum perang berlangsung, pasukan muslimin diberi nikmat berupa tidur yang nyenyak dan hujan yang membersihkan kotoran dari tubuh mereka dan menyejukkan tubuh. (Q.sAl Anfal : 11) sehingga tidak ada rasa gelisah dan khawatir sedikitpun dalam hati mereka.

Nabi Muhammad SAW memilih strategi dengan gaya bertahan. Ia meminta pasukannya untuk menunggu hingga musuh masuk jarak tembak, baru melepaskan anak panah agar anak panah tidak terbuang sia-sia. Pasukan juga diminta untuk tidak menghunus pedang hingga musuh mendekat. Kesabaran adalah kunci dari keberhasilan strategi ini.

Doa Nabi Muhammad SAW

Melihat betapa banyaknya pasukan musyrikin, Rasulullah berdoa, “Ya Allah, tunaikanlah kepadaku apa yang telah Engkau janjikan. Ya Allah, jika sekelompok pasukan Islam ini binasa, maka Engkau tak akan disembah lagi di bumi ini selamanya.”

Kemenangan pasukan muslimin

Allah SWT-pun langsung mengabulkan doa Rasulullah dan bahkan berjanji akan mengutus seribu malaikat sebagai bala bantuan untuk memenangkan perang. (Q.s,Al Anfal : 9).

Nabi Muhammad SAW meraup segenggam tanah lalu melemparkannya ke arah lawan. Pandangan mereka pun berubah dan pasukan muslimin jadi terlihat lebih banyak daripada pasukan mereka. Maka ciutlah nyali pasukan musyrikin. Berbagai keajaiban yang terjadi mengakibatkan kekalahan kaum musyrikin. Sunggu, pertolongan Allah SWT sungguh nyata.

Pasukan muslimin memenangkan pertempuran yang menewaskan 70 tentara musyrikin dan menawan 70 orang lainnya. Sisanya tidak diketahui keberadaannya.

Pelajaran yang bisa dipetik

Ada banyak pembelajaran dari Perang Badar yang bisa kita petik:

  1. Tetap disiplin dan bersabar saat menghadapi kesukaran.
  2. Mintalah kepada Allah kekuatan untuk melawan godaan dunia, maka Ia akan menyertai Anda melawannya.
  3. Percayalah pada kekuatan doa, maka Allah SWT akan menolong dan menguatkan Anda dalam menghadapi kesukaran.

Semoga artikel ini bisa mengingatkan kita untuk selalu menaruh kepercayaan kepada Allah SWT.

Sumber:

  • https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/16/102106569/sejarah-perang-badar?page=all
  • https://tirto.id/sejarah-perang-badar-dan-kejelian-politik-nabi-muhammad-dhH5
  • http://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/2020/03/12/kilas-balik-hingga-hikmah-perang-badar/

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close