Kisah

Kisah Siti Hajjar, Teladan dalam Mendidik Anak

Siti Hajjar merupakan sosok wanita yang patut diteladani. Beliau memiliki kesabaran dan ketegaran yang luar biasa dalam menjalani hidup. Mari simak kisah inspiratif dalam mendidik anak dan patuh terhadap perintah Allah dan suaminya.

Pernikahan Siti Hajjar

Siti Hajjar merupakan istri Nabi Ibrahim setelah Siti Sarah. Awalnya Nabi Ibrahim menolak menikah lagi, namun Siti Sarah yang merasa dirinya tidak mampu memberikan keturunan, memaksa nabi Ibrahim untuk menikah. Akhirnya Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Hajjar dan dikarunia putra, Ismail.

Melihat kebahagiaan Nabi Ibrahim bersama Siti Hajjar dan Ismail, Siti Sarah menjadi cemburu. Siti Sarah meminta agar Siti Hajjar dan putranya diungsikan ke tempat yang sangat jauh agar tidak terlihat oleh Siti Sarah. Akhirnya, Siti Hajjar dan Ismail dibawa ke lembah tandus yang sangat gersang, bahkan tidak ada air sedikitpun di sana.

Sambil berderai air mata, Siti Hajjar menanyakan kepada Nabi Ibrahim, apakah tindakannya mengajak ke padang tandus tersebut merupakan perintah Allah. Nabi Ibrahim menjawab “benar”, maka dia dengan tulus dan sabar menuruti perintah tersebut.

Munculnya Air Zam-zam

Saat Nabi Ibrahim telah meninggalkan Siti Hajjar beserta Ismail yang ada digendongannya di padang tandus tersebut, Siti Hajjar berlari menuju bukit Shafa dan Marwah. Dia berharap dapat menemukan perkampungan atau orang yang dapat membantunya. Sayangnya  hingga 7 kali dia berlari bolak balik antara bukit Shafa dan Marwah, dia tetap tidak menemukan apapun.

Ditengah kebingungannya di tengah padang gersang, tiba-tiba Allah menurunkan mukzizat. Di bawah kaki Ismail kecil yang menangis kehausan, munculah mata air yang kini dikenal sebagai sumber mata air Zam-zam.

Mendidik Ismail

Selain ketabahannya dalam menjalankan perintah Allah dan suaminya, hal lain yang patut diteladani dari Siti Hajjar adalah cara mendidik anak dan pola asuhnya. Berkat pola asuh yang berkualitas, Ismail tumbuh menjadi anak yang sangat berkualitas.

Ismail tumbuh menjadi anak yang taat pada Allah, sholeh, berbakti pada orang tua, cerdas, memiliki akhlak yang bagus, serta memiliki keberanian dan rela berkorban yang luar biasa. Bagaimanakah cara Siti Hajjar mendidik anak?

1. Ditempatkan di Lingkungan yang Baik

Ismail dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai Islam yang kental. Lingkungan yang penuh dengan nilai spiritual tersebut, membuat Ismail tumbuh menjadi pemuda yang taat terhadap Allah SWT.

2. Mengajarkan Taat kepada Allah

Pendidikan pertama yang diajarkan Siti Hajjar kepada Ismail adalah ketaatan kepada penciptanya yaitu Allah SWT. Ketaatan Ismail yang luar biasa dibuktikan saat dia dengan ikhlas dan gagah berani bersedia untuk disembelih ayahnya karena perintah Allah.

3. Membentuk Pribadi yang Disayangi Sesama

Kurikulum kedua yang diajarkan Siti Hajjar dalam mendidik anak adalah mengajarkan kepada Ismail bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan sehingga disukai dan disayangi oleh sesama manusia. Oleh karena itu, Ismail tumbuh menjadi anak yang sangat berbakti dan menghormati orang tua. Dia juga sangat peduli pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.

4. Mendidik Anak Pandai Mensyukuri Nikmat

Siti Hajjar mendidik Ismail agar menjadi pribadi yang pandai mensyukuri nikmat. Sekecil apapun anugerah yang diberikan Allah akan terasa nikmat jika disyukuri.

Demikian beberapa teladan dalam mendidik anak yang telah dilakukan Siti Hajjar dalam mendidik Ismail. Semoga menginspirasi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close