Kisah

SEJARAH LAHIRNYA RASULULLAH MUHAMMAD SAW

Lahirnya Rasulullah Muhammad SAW ke muka bumi secara tidak langsung mengingatkan kembali sejarah kemanusiaan. Siapa yang lupa sejarah maka akan jahiliyah, makanya Allah menurunkan Rasulullah untuk ke bumi dengan membawa Quran (petunjuk) agar manusia mengenal sejarah dirinya sendiri.

Dengan sejarah kita tahu awal mula penciptaan manusia dan akan berakhir kemana. Beruntungnya kita yang senantiasa mengikuti apa yang Rasulullah kerjakan (Sunnah Rasul.) agar terhindar dari yang namanya Jahiliyah

Dalam beberapa Sirah Nabawiyah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Mekah pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan tahun 570 Masehi.

Nabi Muhammad lahir dari orang tua bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Abdullah merupakan seorang saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam.

Akan tetapi Abdullah meninggal dunia saat Aminah mengandung Nabi Muhammad yang baru berusia 2 bulan. Setelah itu, Nabi Muhammad pun lahir tanpa didampingi oleh sang ayah.

Setelah lahir, Nabi Muhammad diserahkan pada Halimah Sa’diah untuk disusukan. Zaman dulu masyarakat Arab memiliki kebiasaan menyusukan anak-anak mereka kepada perempuan desa. Hal ini bertujuan agar anak-anaknya tumbuh di lingkungan pedesaan yang udaranya masih bersih. Nabi Muhammad pun tinggal bersama ibu susunya di dusun Bani Sa’ad selama empat tahun.

Kisah Nabi Muhammad selanjutnya di usia 6 tahun sang ibu pun wafat. Kemudian Nabi Muhammad SAW dirawat oleh kakeknya dari pihak ayah yaitu Abdul Mutalib. Selang dua tahun, sang kakek wafat.

Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW dirawat oleh pamannya bernama Abu Thalib yang merupakan salah satu petinggi dari keluarga Bani Hasyim. Nabi Muhammad SAW pun sering ikut berdagang ke Syam bersama pamannya.

Tumbuh dewasa, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah. Siti Khadijah adalah wanita terpandang, cantik dan berasal dari golongan orang berada di Arab. Nabi Muhammad menikah saat berusia 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40 tahun.

Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu saat usia 40 tahun. Setelah mendapat wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pun mulai melakukan dakwah. Pada awalnya, dakwah yang disampaikan dengan cara bersembunyi-sembunyi.

Nabi Muhammad SAW wafat saat berusia 63 tahun. Beliau mengalami sakit dalam beberapa waktu, suhu tubuhnya tinggi dan sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Peristiwa Besar Menjelang Kelahiran Muhammad SAW

Rabiul Awal atau bulan ketiga dalam kalender Hijriyah adalah bulan yang dimuliakan umat Islam. Sebab, di bulan ini Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia sebagai manusia yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran-Nya.

Jauh sebelum kelahiran Rasulullah, Allah sudah mengabarkan akan kehadiran Nabi akhir zaman. Kedatangan Rasulullah telah disebut-sebut dalam kitab sebelum Al Quran, yakni dalam kitab Taurat dan Injil. Sehingga, para rabi Yahudi dan pendeta Nasrani telah mengenal Rasulullah dari gambaran tentang sifat-sifatnya.

Bahkan, Allah mengatur alam raya sedemikian rupa untuk menyongsong kedatangan misi kerasulan Nabi Muhammad. Terdapat tanda-tanda dan keajaiban yang mengiringi masa-masa menjelang kelahiran Nabi Muhammad.

Nabi lahir pada Senin malam menjelang dini hari, 12 Rabiul Awal, pada tahun gajah atau bertepatan dengan 23 April 571 Masehi, tepatnya dua bulan setelah pasukan gajah menyerang kota Makkah. Sebagian ada yang berpendapat bahwa Nabi lahir pada Senin, 9 Rabiul Awal bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Beliau lahir di kampung Bani Hasyim di kota Makkah.

Namun menjelang kelahirannya, langit dan bumi menyambut dengan gembira. Selain itu, ada sejumlah peristiwa besar yang terjadi di dunia sebagai pertanda akan kelahiran Nabi .
Seperti dikutip dari buku berjudul “Uswatun Hasanah” yang ditulis Haddad Alwi, keadaan di Makkah berubah menjelang lahirnya Nabi. Tarikh Islam melukiskan bahwa pada tahun 570 Masehi, sebagian besar negeri Makkah gersang kerontang.

Dataran Makkah nyaris tak ditumbuhi tanaman selain pohon kurma. Namun, menjelang lahirnya Nabi , hujan tercurah lebat. Tanah di sekitar Makkah menjadi subur dan pohon-pohon menjadi rimbun dan berbuah lebat.

Selanjutnya, tanda yang terlihat pada tahun kelahirannya adalah peristiwa datangnya pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah, penguasa Habasyah (Ethiopia), yang hendak menghancurkan Ka’bah.

Dikisahkan, Abrahah adalah raja yang kejam dan arogan. Ia menyerang Yaman dan berhasil menguasainya. Ketika ia mendengar orang-orang pergi haji ke Baitullah di Makkah, timbul keinginannya untuk membangun rumah suci di Yaman dengan maksud mengalihkan perhatian orang-orang agar berhaji ke Yaman dan bukan ke Makkah.

Sementara itu, ada seorang badui yang datang dan membuang kotoran binatang di rumah suci buatan Abrahah itu. Lantas, Abrahah yang merasa dihina bertekad membalas dendam dengan menyerang Ka’bah.

Beberapa bulan menjelang kelahiran Nabi Muhammad, Abrahah dan pasukannya bergerak menuju Makkah hendak menghancurkan Ka’bah. Akan tetapi, Allah menggagalkan penyerbuan itu dengan mukjizat seperti dikisahkan dalam Alquran surah al-Fil. Saat itu Ka’bah tanpa perlindungan manusia sama sekali, lantaran penduduk Makkah mengungsi ke bukit-bukit.

Saat hampir sampai ke kota Makkah, gajah-gajah itu berhenti dan berbalik mundur dengan izin Allah. Lalu, langit penuh dengan kawanan burung Ababil yang datang dengan melemparkan batu-batu kerikil panas ke arah Abrahah dan pasukannya. Sehingga, Abrahah dan pasukannya hancur. Abrahah sendiri dikatakan lari kembali ke Yaman dan tak lama kemudian meninggal dunia.

Selain itu, menjelang detik-detik kelahiran Nabi, benteng-benteng kezaliman mengalami kegoncangan. Misalnya, api suci yang dipuja-puja oleh orang Majusi atau zoroaster di kuil pemujaan di Persia tiba-tiba padam. Api Majusi itu dikisahkan selalu menyala hingga hampir seribu tahun.

Di tempat lain, air Danau ‘A’ yang dikultuskan orang-orang Persia tiba-tiba surut dan akhirnya kering. Sementara serambi-serambi istana Kisra (raja Persia) yang merupakan pusat kezaliman dan kekafiran dunia tiba-tiba retak dan runtuh.

Sementara itu, diriwayatkan bahwa pada malam kelahiran Nabi, bumi mengguncang sehingga berhala-berhala yang terpancang di sekitar Ka’bah jatuh bergelimpangan dan berhancuran.

Dalam waktu yang sama, pada malam kelahiran Nabi Muhammad, Tasik Sava atau semenanjung yang dianggap suci oleh orang Persia, tenggelam ke dalam tanah.
Selain itu, terjadi peristiwa menggemparkan di kerajaan Romawi, di mana beberapa buah gereja dan biara tiba-tiba runtuh. Demikianlah Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya akan datangnya sosok penutup para Nabi yang akan menggoyahkan benteng-benteng kezaliman dan penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya.

Demikian artikel tentang Kelahiran dan peristiwa besar yang terjadi menjelang lahirnya Nabi Muhammad SAW semoga bisa menjadi pembelajaran besar dan tumbuh semangat agar terus bisa menjalankan apa yang diperjalankan oleh beliau. Aamiin

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close