Kisah

Mengenal Sosok Sahabat Rasulullah: Abu Lubabah

Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat selama Beliau mengajarkan Islam dan berdakwah. Beberapa sahabat Nabi yang mendapat jaminan surga adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talha ibn Ubaidullah, dan Az-Zubair bin Al-Awwam. Nah kali ini, kita akan mengenal lebih dekat kisah sahabat Rasul yang bernama Abu Lubabah.

Abu Lubabah Penduduk Madinah

Abu Lubabah bin Abdul Mundzir lahir di Yastrib atau Madinah. Madinah dikenal sebagai daerah yang memiliki cukup banyak mata air dan ditumbuhi pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang subur. Selain dikenal sebagai daerah yang subur, Madinah juga dikenal dengan penduduk kotanya yang baik terhadap sesama, berbudi luhur, santun, dan pemaaf. 

Abu Lubabah juga merupakan sosok yang memiliki sifat-sifat baik tadi. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam QS Al-Hasyr ayat 9, “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).” 

“Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.”

Masuk Islam

Abu Lubabah memiliki istri dari suku Aus yang bernama Khansa binti Khandam Al-Anshariyah. Keduanya memiliki anak perempuan yang diberi nama Lubabah. Abu Lubabah menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam ketika beberapa orang Anshar bertemu dengan Mush’ab bin Umair di Madinah. Abu Lubabah juga menjadi salah satu yang mendatangi Baiat Aqabah Kedua.

Sama halnya dengan banyak penduduk Madinah, Abu Lubabah juga sangat mengagumi sosok Nabi Muhammad SAW. Tidak lama setelah Rasulullah kembali berada di antara kaummnya di Madinah, terjadilah perang Badar. Perang Badar terjadi antara kaum musyrikin dan kaum Muslimin.

Menjaga Kota Madinah

Abu Lubabah tentulah ingin bergabung dengan pasukan Rasulullah ke medan perang. Namun, Nabi tidak memperbolehkannya untuk ikut. Abu Lubabah mendapatkan amanat yang besar yakni beliau diminta untuk menjaga kota Madinah. Tentu saja, menjaga keamanan kota Madinah tidak kalah pentingnya dengan berperang di medan perang. 

Selama menjaga keamanan dan ketertiban di Madinah, Abu Lubabah berhasil memenuhi kebutuhan warga yang kekurangan hingga para pasukan kembali dari medan perang. Beliau bahkan mempersiapkan bekal untuk para pasukan dan menambah persenjataan selama siang dan malam. 

Dalam penyerbuan Rasulullah ke perbentengan Yahudi Bani Quraizha, Abu Lubabah mendapat kesempatan menemani Beliau. Pasukan yang dipimpin Rasulullah berhasil mengepung benteng Bani Quraizhah selama 25 malam. Madinah saat itu dipimpin oleh Abdullah ibnu Ummi Maktum.

Kesalahan dan Taubat Abu Lubabah

Kisah sahabat Rasul ini berlanjut saat seorang utusan meminta kepada Rasulullah agar Abu Lubabah bin Mundzir bisa pergi menemui mereka. Sebelumnya Rasulullah meminta pendapat agar yang memberi keputusan adalah Sa’ad bin Mu’adz tapi saat mereka melihat Abu Lubabah datang, para anak-anak dan istri-istri menangis meraung-raung memohon belas kasihan. 

Mereka mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui sifat baik kaum Madinah dan karenanya memohon ampunan kepadanya. Abu Lubabah terpengaruh ucapan tersebut. Lantas, dengan isyarat, Abu Lubabah meletakkan tangannya di leher dan mengisyaratkan agar mereka disembelih. Tentu saja ia kemudian menyadari kesalahannya.

Abu Lubabah pun pergi ke masjid dan mengikatkan tubuhnya pada suatu tiang dan menolak untuk makan dan minum. Dia hanya akan melepaskan ikatannya ketika hendak sholat. Selama tujuh hari lamanya, Abu Lubabah tidak makan dan minum hingga dia tidak sadarkan diri. 

Bahkan saat sahabat Rasulullah mengabarkan bahwa taubatnya diterima, Abu Lubabah menolak melepaskan dirinya. “Tidak. Aku tidak akan membuka ikatanku sebelum Rasulullah datang membukanya,” tegasnya. Tidak lama setelah itu, Rasulullah datang dan membawa berita tentang diterima taubatnya.

Itu tadi kisah sahabat Rasul Abu Lubabah bin Abdul Mundzir. Semoga kita semua bisa memetik hikmah di balik kisah tersebut.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close